Beranda | Artikel
Pembahasan Hadits Tentang Syafaat
Rabu, 20 November 2019

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Pembahasan Hadits Tentang Syafaat adalah bagian dari kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab الجمع بين صحيحين (Al-Jam’u Baina As-Sahihain) yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. pada 22 Muharram 1441 H / 22 September 2019 M.

Download Kitab Al-Jam’u Baina As-Sahihain – Format PDF di sini

Kajian Hadits Tentang Pembahasan Hadits Tentang Syafaat

Kita lanjutkan hadits yang ke-72. Dari Hammad bin Zaid, dari Amr bin Dinar, dari Jabir Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ بِالشَّفَاعَةِ كَأَنَّهُمُ الثَّعَارِيرُ، قُلْتُ : مَا الثَّعَارِيرُ؟ قَالَ : الضَّغَابِيسُ، وَكَانَ قَدْ سَقَطَ فَمُهُ

“Akan keluar dari api neraka dengan syafaat, seakan-akan mereka itu tsa’arir. Lalu aku berkata: ‘Apa itu tsa’arir wahai Rasulullah?’ Kata Rasulullah: ‘Mentimun kecil.’ Dan adalah mulutnya telah gugur (karena dibakar oleh api neraka)”

Hadits ini menunjukkan penetapan akan adanya syafaat. Syafa’at secara bahasa artinya rekomendasi. Dan syafa’at artinya rekomendasi agar seorang keluar dari api neraka atau agar seseorang masuk ke dalam surga.

Syafa’at itu ada dua macam, ada syafaat yang khusus diberikan untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saja dan syafaat yang umum.

Syafaat Khusus Untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Ini ada tiga; yang pertama yaitu syafa’at Rasulullah untuk pamannya Abu Thalib yang merupakan ayahnya Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu. Dimana Abu Thalib meninggal di atas kekafiran. Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meminta kepada Allah supaya diringankan adzabnya. Maka Abu Thalib pun diringankan oleh Allah yaitu dengan cara diberikan sendal dari api neraka lalu otaknya mendidih gara-gara itu.

Syafaat yang kedua yaitu syafaat Rasulullah untuk penduduk surga agar masuk ke dalam surga. Sebagaimana ditunjukkan dalam hadits lain, dimana Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ الْخَازِنُ مَنْ أَنْتَ فَأَقُولُ مُحَمَّدٌ فَيَقُولُ بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ

“Aku mendatangi pintu surga lalu aku minta agar pintu surga dibuka, lalu penjaga pintu surga berkata, ‘kamu siapa?’ Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘aku Muhammad’ lalu kemudian penjaga pintu surga berkata, ‘aku diperintahkan oleh Allah untuk tidak membuka pintu surga kecuali apabila engkau yang memintanya.`” (HR. Muslim)

Berarti pintu surga tidak akan dibuka kecuali Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang minta.

Syafaat ketiga yang khusus untuk Rasulullah, yaitu syafaat yang paling besar di Padang Mahsyar. Dan haditsnya akan disebutkan setelah ini.

Syafaat Umum

Adapun syafaat yang umum artinya tidak khusus untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saja. Para Nabi juga diberikan hak syafaat ini. Bahkan kaum Mukminin pun juga. Dan ini ada beberapa macam. Diantaranya syafaat untuk penduduk api neraka agar dikeluarkan dari neraka. Diantaranya syafaat agar orang yang dosa dan pahalanya seimbang supaya dimaafkan dan dimasukkan ke surga. Diantarnya syafaat untuk orang yang tadinya hendak dimasukkan ke neraka agar tidak dimasukkan ke neraka. Diantaranya syafaat untuk orang yang sudah masuk ke dalam surga agar dinaikkan derajatnya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Syafaat-syafaat jenis ini tidak khusus hanya untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saja. Sebagaimana juga sudah pernah kita bawakan haditsnya bahwa kaum mukminin pun juga memberikan syafaat dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dalam hadits Anas:

يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنْ النَّارِ بَعْدَ مَا مَسَّهُمْ مِنْهَا سَفْعٌ فَيَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ فَيُسَمِّيهِمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَهَنَّمِيِّينَ

“Akan keluar suatu kaum dari api neraka setelah mereka dibakar dalam api neraka, lalu merekapun masuk kedalam surga, maka penduduk surga menamainya sebagai jahannamiyyun (bekas penduduk neraka jahannam).” (HR. Bukhari)

Hadits ini menunjukkan bahwa pelaku dosa besar tidak kekal dalam api neraka. Ini adalah keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Berbeda dengan Khawarij. Orang-orang Khawarij menganggap bahwa pelaku dosa besar itu murtad, kekal dalam neraka. Berbeda juga dengan Mu’tazilah. Orang-orang mu’tazilah mengatakan bahwa pelaku dosa besar berada di tempat di antara dua tempat. Tapi akhirnya mereka akhirnya masuk neraka dan tidak masuk surga.

Adapun Ahlus Sunnah mengatakan bahwa pelaku dosa besar walaupun dia diadzab dalam neraka, apabila ia wafat di atas Laa Ilaaha Illallah,  tetap masuk ke dalam surga. Sebagaimana dalam hadits Abu Dzar, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ قَالَ لا إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ

“Siapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah, dia pasti masuk surga walaupun dia pernah berzina dan mencuri.” (HR. Bukhari)

Hadits selanjutnya, hadits ke-73. Simak penjelasan yang penuh manfaat pada menit ke-8:31.

Download MP3 Kajian Hadits Tentang Pembahasan Hadits Tentang Syafaat


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47964-pembahasan-hadits-tentang-syafaat/